Jumat, 13 November 2015

Bisa karena biasa

Mainset itu apa sih? Menurut saya mainset adalah pola pikir seseorang yang terbentuk karena pendidikan, pengalaman ataupun kebiasaan.

Menurut Adi W. Gunawan dalam bukunya yang berjudul The Secret of Mindset, Mindset terdiri daru dua buah kata, yaitu Mind dan Set. Arti dari kedua kata itu adalah:

Mind adalah pemikiran, atau bisa disebut sebagai sumber kesadaran yang dapat menghasilkan pikiran, ide, perasaan, dan persepsi, dan dapat menyimpan memori dan pengetahuan. Menurut Adi W. Gunawan, dalam bukunya Set adalah keadaan utuh atau mendahulukan peningkatan kemampuan dalam suatu kegiatan.
Jadi, bisa dibilang Mindset adalah sekumpulan kepercayaan dan cara berpikir yang dapat menentukan pandangan, perilaku, sikap, dan juga masa depan seseorang. Mindset pada setiap orang tentulah berbeda-beda, tergantung dari sifat bawaan yang dimiliki, didikan keluarga, didikan formal, dan juga lingkungan tinggal dan bersosialisasi. Mindset tentu saja mengatur sikap yang dimiliki seseorang untuk menentukan respons dan pandangan terhadap sebuah situasi.

Sumber : http://www.dswulan.com/mindset-itu-apa-dan-apa-saja-jenis-dari-mindset

Bisa dibilang kebiasaanlah yang paling berpengaruh dalam membentuk mainset seseorang. Tidak perlu jauh-jauh, saya contohnya. Sebelum menikah, di keluarga saya terbiasa diperintah dulu sebelum bertindak atau bisa dibilang didikte. Cenderung menunggu komando sebelum melakukan sesuatu. Dan itu sudah jadi rutinitas dan tidak ada yang salah. Tanpa sadar cara yang seperti itu menghambat ide dan kreatifitas seseorang. Seperti takut salah, takut kena marah. Padahal saat kita melakukan suatu tindakan baik itu benar ataupun salah pasti ada resikonya. Setelah kuliah, saya tinggal di Semarang. Saya kost di daerah kaligawe. Walaupun semarang kudus tidak terlalu jauh, tapi alhamdulillah disana saya bisa belajar mandiri. Sekali waktu, saya menginap di rumah Om Agus Sumartono, SE yang waktu itu masih tinggal di pucang gading. Sekarang beliau tinggal di daerah selamet riyadi. Selama disana, kok saya merasa ada yang aneh ya. Saya digembleng, diberi pengertian kalau kita harus kreatif agar bisa berkembang. Contoh kecilnya, belajar mengeluarkan pendapat. Dengan itu kita bisa sharing, bertukar pikiran, berargumen yang secara tidak langsung kita menambah ilmu tentang hal sebelumnya kita tidak tahu. Sekali lagi, disini bukan maksud saya menyalahkan cara didik orang tua saya. Tapi alangkah lebih baiknya kalau dengan cara didik yang lebih modern, generasi peneruspun insyaAllah lebih kritis, berfikir positif dan optimis dalam bersikap. InsyaAllah. Mumpung belum terlambat. Karena mainset itu bisa diubah. Salah satunya dengan membiasakan diri. Bisa karena biasa.

Sempat selama 3 tahun, saya bekerja bersama beliau. Banyak pelajaran baru yang saya dapat, yang tidak saya dapat dibangku kuliah. Dan insyaAllah bisa jadi bekal saya untuk kedepannya. Beliau juga banyak membantu keluarga besar saya, selama umi saya sakit, di rawat inap, masuk ICU sampai akhirnya meninggal dunia, beliaulah yang menanggung semua biayanya. Terima kasih Om Agus sekeluarga, semoga mendapat balasan terbaik dari Allah, dilapangkan rizqinya, diberi kesehatan dan selalu dalam lindungan Allah. Aamin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar